Dari Cianjur, untuk Baldatun Thoyyibatun Warobbun Ghofuur
Hamida Cianjur - Fitnah Siyasyah [politik] yang menjamur di bumi Indonesia, mempertajam ikhtilaf dan mempersempit ukhuwwah, hampir semua anak negeri beropini tentang siapa lawan dan lupa bahwa semua mukmin adalah kawan.
Diwarung kopi, dikeramaian pasar, disemua ruang publik isu politik terus membuat panik. Meski politik itu rumusnya menang kalah tetap saja politikus tidak mau mengalah, dan kita tertular penyakit akut Jakarta. Marah, resah, gelisah, menjadi wabah kaffah yang menggerogoti nilai akidah dan ukhuwwah.
Berangkat dari kompleksitas masalah yang mendera Bangsa Indonesia, HAMIDA HAWAMIDA DAN IMG Cianjur menggelar Riyadloh Kubro bersama ribuan Ummat Islam Cianjur. Sabtu,(01/04).
Dengan nada rendah namun penuh hikmah KH. Abdul Aziz memberikan Taushiyyah, "siapapun yang mengusai negeri ini bisa membangun infrastruktur fisik. Jalan Hot mix, bangunan pasar modern, saluran irigasi untuk kebun dan pesawahan bisa diciptakan. Presiden, Gubernur, bupati/walikota, hanya petugas Negara untuk mengalokasikan Simpanan Rakyat dalam kas Negara/APBN. Tapi tanpa kontrol ideologi dan moral, apalagi Pemangku Jabatan miskin ide tentang pembentukan karakter dan iman, Negara manapun akan Runtuh".
Bukan Hanya Pejabat, Rakyatpun harus dicerdaskan dalam memahami dan mengelola takdir Alloh. Mana wilayah ikhtiar dan kasab, mana wilayah tawakkal, kapan marah dan kapan mengalah.
Cianjur mengawali, bagaimana mengelola sikap dan karakter seluruh anak negeri demi tercipta dinamisasi, Cianjur menegur bagaimana Baldatun Thayyibatun Warobbun Ghofur tidak boleh hancur lebur.
Ulama Berdo'a dan Ribuan Anak Negeri Mengamini, Umaro mengajak dan kita bergerak satu komando. Jangan mudah disekat dan dipetakan. Bukankah bersama itu ketika kita siap beda, ataukah kebencian ini akan kita wariskan kepada anak cucu kita untuk kemudian mereka melanjutkan 'perang baru' yang lebih berdarah darah dan besar daya hancurnya.
APAKAH KITA SUDAH TIDAK RINDU LAGI DENGAN RUMAH BESAR KITA INDONESIA.??...
Diwarung kopi, dikeramaian pasar, disemua ruang publik isu politik terus membuat panik. Meski politik itu rumusnya menang kalah tetap saja politikus tidak mau mengalah, dan kita tertular penyakit akut Jakarta. Marah, resah, gelisah, menjadi wabah kaffah yang menggerogoti nilai akidah dan ukhuwwah.
Berangkat dari kompleksitas masalah yang mendera Bangsa Indonesia, HAMIDA HAWAMIDA DAN IMG Cianjur menggelar Riyadloh Kubro bersama ribuan Ummat Islam Cianjur. Sabtu,(01/04).
Dengan nada rendah namun penuh hikmah KH. Abdul Aziz memberikan Taushiyyah, "siapapun yang mengusai negeri ini bisa membangun infrastruktur fisik. Jalan Hot mix, bangunan pasar modern, saluran irigasi untuk kebun dan pesawahan bisa diciptakan. Presiden, Gubernur, bupati/walikota, hanya petugas Negara untuk mengalokasikan Simpanan Rakyat dalam kas Negara/APBN. Tapi tanpa kontrol ideologi dan moral, apalagi Pemangku Jabatan miskin ide tentang pembentukan karakter dan iman, Negara manapun akan Runtuh".
Bukan Hanya Pejabat, Rakyatpun harus dicerdaskan dalam memahami dan mengelola takdir Alloh. Mana wilayah ikhtiar dan kasab, mana wilayah tawakkal, kapan marah dan kapan mengalah.
Cianjur mengawali, bagaimana mengelola sikap dan karakter seluruh anak negeri demi tercipta dinamisasi, Cianjur menegur bagaimana Baldatun Thayyibatun Warobbun Ghofur tidak boleh hancur lebur.
Ulama Berdo'a dan Ribuan Anak Negeri Mengamini, Umaro mengajak dan kita bergerak satu komando. Jangan mudah disekat dan dipetakan. Bukankah bersama itu ketika kita siap beda, ataukah kebencian ini akan kita wariskan kepada anak cucu kita untuk kemudian mereka melanjutkan 'perang baru' yang lebih berdarah darah dan besar daya hancurnya.
APAKAH KITA SUDAH TIDAK RINDU LAGI DENGAN RUMAH BESAR KITA INDONESIA.??...
Dari Cianjur, untuk Baldatun Thoyyibatun Warobbun Ghofuur
Reviewed by Asep Lukman
on
11/07/2017
Rating:
Tidak ada komentar: